blok

Jumat, 06 Januari 2012

Mengenal Seluk Beluk Ban Mobil dan Motor

Mengenal Seluk Beluk Ban Mobil dan Motor

Kontribusi dari Hendro Buditjahjono (Spinner-Community)
Ban adalah bagian terpenting dari sebuah kendaraan bermotor karena ban satu-satunya bagian dari kendaraan bermotor yang mempunyai kontak langsung dengan jalan. Walaupun merupakan faktor terpenting pada sebuah kendaraan bermotor, namun banyak pemilik kendaraan yang sering mengabaikannya, baik yang karena alasan ekonomi maupun keterbatasan ilmu mengenai ban yang dimiliki pengendara. Karena alasan tersebut diatas saya menulis sedikit untuk sharing kepada pengendara lain agar dalam mengemudikan kendaraannya tahu batasan yang dimiliki oleh ban yang digunakannya.
Sedikit Flashback, mungkin sudah banyak orang tahu bahwa ban (dengan bahan karet) yang sampai sekarang digunakan ditemukan oleh DUNLOP (John Boyd Dunlop) pada tahun 1888. Perkembangan ban sampai saat ini menyempurnakan hasil penemuan DUNLOP tersebut.

Struktur Ban

Struktur Ban Bias dan Ban Radial

Dari hasil pengembangan hingga saat ini struktur yang biasa digunakan oleh produsen ban adalah sbb:
1. Tread/Telapak Ban:
Tread/Telapak Ban adalah bagian dari ban yang kontak langsung dengan permukaaan jalan. Bahan yang digunakan tergantung dari utilitas kendaraan sehingga berpengaruh terhadap ketahanan ban, daya cengkeram dan juga dalam melakukan maneuver.

2. Steel Belts:

Menjaga kekokohan struktur ban dan juga menjaga keamanan dari benda-benda yang dapat menusuk permukaan ban.

3. Spiral Layer:

Lapisan ini berfungsi agar ban lebih tahan dan lebih mudah melakukan maneuver.

4. Shoulder:

Shoulder bagian yang paling tebal pada sebuah ban yang berfungsi melindungi ban dari guncangan maupun benda-benda berbahaya dari luar.

5. Sidewall:

Sidewall adalah bagian yang paling lentur pada sebuah ban. Faktor kenyamanan berkendara pada sebuah ban di dapat dari bagian ini.

6. Plycord:

Plycord adalah bagian utama sebuah ban yang melapisi bagian dalam pada sidewall dan juga bagian dalam telatak ban dari tekanan udara dari dalam ban, beban kendaraan dan juga goncangan dari luar.

7. Bead Filler:

Bead Filler lapisan pengisi yang membuat ban lebih tahan dan memudahkan kendaraan dalam melakukan maneuver.

8. Bead Wires:

Lapisan kawat yang berfungsi menahan ban tetap pada tempatnya pada velg/rim.

9. Chafer 

Bagian yang melindungi plycord dibagian bead dari panas yang terjadi karena gesekan bagian bead dengan velg/rim.
Dari keseluruhan Struktur ban diatas yang paling banyak mempengaruhi ketahan, maneuverability dan juga factor keiritan bahan bakar adalah PLYCORD. Dari ban yang beredar sekarang struktur plycord dapat dibagi sebagai berikut:
1. Radial
Struktur lapisan Plycord pada Ban Radial dari Bead dalam Ke Bead luar saling tegak lurus.
Disamping lapisan plycord masih ada lapisan steel belts.

2. Bias

Lapisan untuk jenis ini plycord diletakkan secara diagonal secara bersilangan, tidak ada lapisan tambahan pada konstruksi Bias ini.

Diantara ban Radial dan ban Bias manakah yang lebih menguntungkan pengendara?

Secara umum ban radial lebih menguntungkan pengendara karena:
1. Lebih Safety, karena ban lebih menapak pada permukaan jalan (bisa dilihat pada grafik, video bisa dilihat di link berikut: http://www.bridgestone.co.in/tyre/tyreknowledge/tyrevideo.htm).
Karena lebih menapak pada permukaan jalan maka jarak pengeremanpun menjadi lebih pendek dan lebih cepat melakukan maneuver.

.

2. Penggunaan bahan bakar yang lebih irit
(table dari http://www.bridgestone.co.in)
.

3. Lebih kokoh karena adanya lapisan steel belts

Tube dan Tubeless

Disamping struktur plycord yang ada struktur ban juga dibagi lagi menjadi tipe yang menggunakan ban dalam (Tube Type) dan tipe yang tidak menggunakan ban dalam (Tubeless).
1. Tubeless
Ban tubeless mempunyai lapisan dalam (inner liner) yang lebih kuat dari pada ban yang menggunakan ban dalam

2. Tube Type
Tipe ban ini menggunakan ban dalam untuk dapat digunakan.

Kelebihan ban Tubeless :
1. Lebih aman. Gambar dibawah memperlihatkan kenapa ban tubeless lebih tahan bocor apabila ban terkena benda tajam

2. Lebih efisien dan ekonomis, efisien dalam konsumsi bahan bakar karena lebih ringan (tidak menggunakan ban dalam) lebih ekonomis karena tidak perlu membeli ban dalam.
3. Lebih dingin, karena tidak ada gesekan antara ban dalam dan ban luar pada saat terjadi “Rolling Resistance”

Banyak pertanyaan yang dilontarkan di milis-milis apakah aman ban yang menggunakan ban dalam dijadikan ban tubeless ataupun sebaliknya ban tubeless menggunakan ban dalam.
Mari kita bahas !:
Untuk alasan safety tidak dianjurkan ban tube dijadikan tubeless maupun ban tubeless menggunakan ban dalam.

1. Ban Tube dijadikan tubeless:
Perbedaan konstruksi ban Tube dan Tubeless bisa dilihat pada gambar berikut.

Pada gambar tersebut bisa dilihat bahwa ban tubeless mempunyai inner liner yang pada ban tube lapisan ini tidak ada sama sekali. Inner liner ini lebih membuat kaku bentuk ban sehingga walaupun ban kekurangan angin bentuk ban masih sesuai dengan bentuknya dan tetap menempel pada rim.
Apakah bisa digunakan ban tube menjadi tubeless?
Jawabannya bisa, namun untuk alasaan safety tidak dianjurkan karena jika ban kekurangan angin bisa menyebabkan kecelakaan yang fatal bagi pengendaranya.

2. Ban Tubeless menggunakan ban dalam
Karena alasan tertentu banyak juga yang menggunakan ban tubeless menggunakan ban dalam. Apakah aman?
Memang bisa ban tubeless menggunakan ban dalam, namun ini tidak dianjurkan dan tidak safety. Untuk penjelasannya bisa dilihat dalam gambar di bawah:

Pada saat kendaraan berjalan (F) ban membawa bobot kendaraan dan pengendara (W). saat pergerakan terjadi akan timbul “Rolling Resistance” (N) yang diakibatkan dari perubahan bentuk ban dan kondisi jalan yang digunakan. Semakin besar Rolling Resistance ini akan mengakibatkan panas yang lebih besar.
Hal inipun terjadi antara ban luar dan ban dalam yang digunakan, namun karena alasan ban tubeless mempunyai inner liner yang lebih kaku maka gesekan yang terjadi antara ban luar dan ban dalam lebih besar. Jika panas yang terjadi berlebihan maka ban dalam dapat meletus bisa fatal akibatnya

Kesimpulan:

Penggunaan ban tube dijadikan tubeless atau ban tubeless dengan menggunakan ban dalam jawabannya adalah bisa.
Namun penggunaan hanya dianjurkan untuk keadaan darurat, bukan untuk digunakan harian

Berapa ukuran ban maksimum

Ratio maksimum lebar bibir velg : lebar tapak ban dari berbagai sumber membatasi angka antara 0.5” s/d 0.58”
Contoh perhitungan :
Lebar bibir velg=1.85”
Lebar maksimum ban yang dianjurkan
= 1.85” / 0.58
= 3.189”
≈ 3.00 ~ 3.50”

Jadi Lebar ban (konversi ke satuan mm)
= 3.50” x 25.4mm
= 88.9mm
≈ 90.0mm; atau maksimum 100mm

Sebenarnya ukuran yang terlalu lebar maupun kekecilan bisa dilihat pada saat ban belum terpasang pada velg. Ban yang terlalu lebar akan terlihat lebih menggembung, sedangkan ban yang lebarnya terlalu kecil akan menyebabkan ban tidak rekat pada velg/rim

Membaca Kode Ban

1. Ukuran Ban

Ukuran ban biasa menggunakan ukuran METRIC dan ukuran INCH.
a. Ukuran Metric
80 / 90 – 17
80 = adalah lebar telapak ban dalam ukuran mm
90 = adalah prosentase tinggi ban yang dihitung dari lebar ban
Jadi tinggi ban = 120 x 90% = 72 mm
17 = Ring Velg yang digunakan

b. Ukuran Inch
275 – 17
275 = adalah lebar telapak dan tinggi ban dalam ukuran mm.
17 = Ring Velg yang digunakan

2. Tread Wear Factor

Indikator ke ausan ban. Jika ban sudah mencapai indicator ini ban sebaiknya lekas diganti

3. Tube/Tubeless

Type ban menggunakan ban dalam atau tubeless

4. Lot Number

Lot number produksi ban 2607 artinya ban diproduksi pada minggu ke 26 (2 digit pertama) pada tahun 2007 (2 digit terakhir)

5. Speed Symbol & Load Index

41P
41 = dilihat pada table pertama maksimum load yang disarankan 145kg
P = dilihat pada table 2 batas maksimum yang disarankan 150km/jam

.

Index Beban dan Kecepatan yang tertera bagi kendaraan roda dua

.
Index Beban dan Kecepatan yang tertera bagi kendaraan roda 4 atau Lebih

6. Rotation

Indikator arah berputar ban semestinya

7. Maximum Load

Maksimum load yang dianjurkan. 160kg beban maksimum dengan tekanan ban 33Psi pada kondisi dingin

daftar - ikut surveinya - dapat uang....($)
 klik link ini:
http://Survey-Faq.com/?ref=2547736

jenis oli


Well… banyak cerita tentang oli…!!! Apakah brand ini bagus.. atau oli itu kurang bagus… etc…!!! jadi memang perlu dibahas tersendiri dalam suatu artikel …dan berbicara mengenai oli..!!! Oli berfungsi sebagai pelumas (lubricants). So.. sebagai pelumas nggak bakalan terjadi contact antara satu metal dengan metal lain…!!! Karena ada lapisan tipis (thin) yang melapisi metal. Pada motor 4 tak, oli mesin itu sebelum dipompa akan melewati filter oli dulu… yah intinya menyaring laagh kotoran-kotoran…!!! Selanjutnya oli dengan tekanan yang lumayan tinggi masuk ke main bearing di crankshaft. Disamping itu oli juga melumasi bagian piston dan cylinder wall.. dan berfungsi juga mendinginkan mesin. Oli juga perlu didinginkan.. makanya ada beberapa teknik… ada air cooled, oil cooled, atau liquid cooled…!!!! Berbeda dengan 4 stroke, pada engine 2 stroke terdapat 2 oli yaitu oli samping (mixer oil) dan oli transmisi (gear-box oil). Oli samping berfungsi sebagai total-loss lubrications, yaitu ikut dalam pembakaran dengan mengeluarkan carbon deposits, serta mengurangi gas emisi….!!!









































Teruz kira-kira apa sih manfaatnya oli yang mutunya bagus…??? Manfaatnya antara lain melindungi mesin dari sbb :
  • panas (heat), terutama yang disebabkan oleh proses pembakaran yang terjadi di combustion chamber. Terlebih-lebih engine yang mempunyai compression ratio tinggi…!!!
  • Melindungi gesekan antara piston dan cylinder wall, sewaktu terjadi pembakarandisertai dengan temperatur yang sangat tinggi..!!
  • Menjaga kebersihan (cleanliness) mesin.
Jenis-jenis oli motor secara umum dibedakan atas 3 jenis yaitu :
  • Mineral Oil, yaitu oli motor yang dihasilkan dari pengolahan minyak bumi / alam.
  • Semi synthetic oil (synthetic blends) yaitu oli campuran antara mineral oil dan tidak lebih dari 30% synthetic oil.
  • Fully synthetic oil, yaitu suatu jenis oli buatan (dikembangkan oleh Insinyur Jerman pada tahun 1940-an), dimana oli ini sanggup melindungi mesin pada suhu yang extrem baik dingin ataupun panaz…!!! Proses pembuatannya sendiri menggunakan Fischer-Tropsch Process, yaitu melakukan katalisasi reaksi kimia, dimana merubah dari carbon monoksida dan hydrogen menjadi liquid hydrocarbons.
Dari ketiga jenis oli tersebut mana sih yang paling bagus…??? Yah jelas lah.. fully synthetic (baru semi-synthetic dan terakhir mineral-oil). Karena Pada suhu yang ekstrem, oli jenis ini masih mempunyai viscositas index yang bagus.. dibandingkan jenis oli lainnya…!! Teruz jeleknya apa…?? Yah harganya aza yang mahal… jelas ada rupa ada harga..!!!


Saat ini oli yang dijual kebanyakan adalah multi-grade dibandingkan yang single grade. API (American Petroleum Industry) untuk multi-grade ada notasi w, misalnya 10w-30. w disini dalam artian winter. Jadi jika 10w, dalam artian oli tersebut dapat dipompa sebagaimana SAE 10 (SAE = Society of Automotive Engineers). 5w akan lebih mudah dipompa dibandingkan 10w pada temperatur yang lebih rendah. Angka kedua dalam hal ini 30 merupakan viscositas pada 100 derajat celcius dipadanankan dengan single grade SAE 30….!!!


Nah kalau di Amrik ada SAE, maka di Jepang ada JASO (Japan Automotive Standard Organization). Nah untuk untuk motor 4 stroke kudu memenuhi stnadard JASO-MA. Sedangkan untuk 2 stroke engine, kudu memenuhi standard JASO-FC.


Tips terakhir adalah… jika milih oil sesuaikan dengan rekomendasi pabrikan… dalam konteks jaga multi-grade nya… !!! Pergunakan lah oli yang bagus… tapi ukur juga kantong elo… jangan sampe jeboll…!!! Yah pengalaman gue sendiri seh… gue pake oli synthetics.. tarohlah harganya 120 rebu… dan bisa tahan sampai 4 bulan (tarohlah 4000 km)…!!! Yah jika 4 bulan tuh 120 hari… berarti kira-kira setiap hari tambah extra cost Rp. 1000. Apalah artinya Rp. 1000 dibandingkan dengan daya tahan mesin… sehingga nggak cepat jebol… belum lagi jika olinya enteng… relatif lebih hemat / irit bahan bakar… karena kerjanya mesin nggak berat.. so… menurut gue mah.. cincaaai laaagh…!!! 


Oli Motor 4 stroke :
  • AGIP Racing 4T 10w-60, Oli motor fully synthetic. Mempunyai viscositas index sebesar 177, Viscosity pada 100 derajat Celcius sebesar 23.5 mm2 / s.
  • AGIP Racing 4T 5W-40, oli motor fully synthetic. Mempunyai viscosity index sebesar 158, viscosity pada 100 derajat celcius sebesar 14.7 mm2/s.
  • AGIP Racing 4T 20W-50, oli motor fully synthetic. Mempunyai viscosity index sebesar 149, viscosity pada 100 derajat celcius sebesar 20.4 mm2/s.
  • AGIP SUPER 4T 15W-50, oli motor mineral. Mempunyai viscosity index sebesar 148, viscosity pada 100 derajat celcius sebesar 17.7 mm2/s.
  • AGIP SUPER 4T 20W-50, oli motor mineral. Mempunyai viscosity index sebesar 112, viscosity pada 100 derajat celcius sebesar 20 mm2/s.
  • Elf 4T Sport Campione 10w-60, oli sintetis. Mempunyai viscosity index sebesar 169, dan viscosity index pada 100 derajat celcius sebesar 22.4mm2/s.
  • Pertamina Enduro 4T 20W-50, oli mineral. Mempunyai viscosity index sebesar 123, dan viscosity pada 100 derajat celcius sebesar 18.74
  • Pertamina Enduro 4T Racing, 10W-40, oli semi sintetis. Mempunyai viscosity index sebesar 153, dan viscosity pada 100 derajat celcius sebesar 10.66
  • Mobil 1 Racing 4T 10W-40, oli sintetis. Mempunyai viscosity index sebesar 164, viscosity pada 100 derajat celcius sebesar 13.8
  • Mobil 1 V-Twin 20W-50, oli sintetis. Mempunyai viscosity index sebesar 150, viscosity pada 100 derajat celcius sebesar 17.7
  • Mobil Extra 4T 10W-40, oli semi-sintetis, viscosity index sebesar 157, viscosity pada 100 derajat sebesar 14.4, sedangkan viscosity pada 40 derajat 98.
  • Motul 5100 Ester 4T 10W-40, oli motor semi-synthetis, viscosity index 154, viscosity pada 100 derajat sebesar 13.9, sedangkan pada 40 derajat 91.8.
  • Motul 5100 Ester 4T 15W-50, oli motor semi-synthetis.
  • Repsol Moto Racing 4T 1ow-40, oli motor fully syntetic, viscosity index sebesar 160, viscosity pada 100 derajat celcius sebesar 14.9, sedangkan viscosity index pada 40 derajat celcius sebesar 96.
  • Repsol Moto Racing 4T 1ow-50, oli motor fully syntetic, viscosity index sebesar 164, viscosity pada 100 derajat celcius sebesar 17.4, sedangkan viscosity index pada 40 derajat celcius sebesar 113.
  • Shell Advance Ultra 4 10W-40, ini oli full syntetic, viscosity index sebesar 186, viscosity pada 100 derajat celcius sebesar 14.3, sedangkan viscosity pada 40 derajat sebesar 98.6
  • Shell Advance VSX4 15W-50, ini oli semi-syntetic, viscosity index sebesar 155, viscosity pada 100 derajat sebesar 19.2, sedangkan viscosity pada 40 derajat 140.
  • Shell Advance SX4 15W-50, ini oli mineral, viscosity index sebesar 144. viscositypada 100 derajat celcius sebesar 19.9, sedangkan viscosity pada 40 derajat sebesar 161.
  • Shell Advance S4 20W-50, ini oli juga mineral, viscosity index sebesar 132, viscosity pada 100 derajat sebesar 20.5, sedangkan viscosity pada 40 derajat 181.



daftar - ikut surveinya - dapat uang....($)


 klik link ini:


http://Survey-Faq.com/?ref=2547736










Entri Populer